Saturday, June 12, 2010

selamat pagi, minggu

10.21 WIB

Apa yang istimewa dari hari minggu di saat pagi?
Semua ritual nampak statis. Sama saja.
Adzan subuh, matahari diketuk perlahan. Dibangunkan dari tidurnya.
Muncul dengan malu-malu. Keluar dari peraduannya. Perlahan.
Mulai meninggi, hingga akhirnya resmi dikatakan Minggu Pagi.
Pagi yang tepat untuk memutar kepala, bukan berolah raga,
Namun melihat apa yang dilakukan (dan yang belum sempat dilakukan) oleh kita selama satu minggu.

Lalu apa yang berbeda?
Nyaris tidak ada.
Tapi ada.
Setiap hari Minggu, umur kita bertambah 7 poin.
Bertambah 7 hari bila tidak salah hitung.

Minggu mendewasakan kita.

Minggu akan membawa kita pada Senin, Selasa, dan karib-karibnya,
hingga akhirnya bertemu lagi dengan Minggu yang selanjutnya.

Minggu menuntun kita.

Mendekatkan kita pada yang terlupa di Rabu, Kamis, dan sisa-sisanya,
hingga kita tahu bahwa Minggu yang membuat kita merasa dipeluk secara hologram.

Minggu adalah Minggu.
Hari terakhir dalam susunan tanggalan pada umumnya.
Identik dengan warna merah.
Atau setidaknya dia berbeda dari sederet angka di blok-blok hari lainnya.
Banyak yang iri.
Banyak yang ingin menjadi beda seperti Minggu.
Hingga akhirnya, muncul lah hari-hari yang jiwanya iri ini dengan warna seperti Minggu
Mengapa harus iri?

Karena Minggu selalu ditunggu.
Karena Minggu adalah candu bagi mereka yang membiarkan dirinya dicandu oleh keadaan.

Selamat (wahai) Minggu !

No comments:

Post a Comment