Tuesday, April 26, 2011

bukan lagu cinta

20.00 WIB

Apa hebatnya gugusan kata-kata?
Biasa saja.
Apa hebatnya pasukan nada?
Biasa saja.
Apa hebatnya gugusan kata bila bercinta dengan pasukan nada?
Luar biasa.
Tanpa terasa, sudah hampir seratus kali
Seratus kali dua sejoli tadi menemani gue
Nada yang sedikit mendayu,
Kata yang menyerempet sendu.
Semua terdengar sempurna
Walau harus dibayar dengan kecengengan khas kepincangan cinta.

Wednesday, April 6, 2011

babak akhir pertunjukan

16.10 WIB

Mempersiapkan diri untuk sesuatu yang sedang dipersiapkan
Dia yang menyiapkan, bukan gue.
Perayaan tawa, tangis haru, dan ada janji di dalamnya
Janji antara dua mahkluk ciptaan Tuhan
Bukan, kali ini bukan gue dan dia pemerannya
Gue engga ikut audisi.
Jadi kali ini dia yang maju
Seperti pion-pion tanpa ragu
Benar adanya bahwa ia memiliki hak veto
Hak paten untuk memilih pemeran pendampingnya

Lalu apa yang gue persiapkan?
Toh pementasan kali ini bukan gue bintangnya
Memang bukan, jelas bukan.
Namun, ada bundelan naskah..
Ragam plot yang mundur dan sebagian maju..
Monolog dialog yang belum dibacakan..
Dan ada babak yang tak sempat dipentaskan.
Inilah persiapan gue
Berbisnis dengan apa yang belum terselesaikan
Dan apa yang akan terjadi kemudian.

Kali ini peran gue adalah sebagai penonton
Penonton memang bukan bagian dari penokohan
Namun perannya penting
Apa yang dimainkan bukan hanya yang tertulis di naskah
Emosi penonton. Itulah yang sesungguhnya dimainkan
Dinaikan, diturunkan, begitu seterusnya hingga klimaks
Atau bahkan antiklimaks.
Inilah persiapan gue
Bernegosiasi dengan kursi dan jeda antar babak
Dan apa yang akan ditutup oleh gorden merah dipenghujung adegan

Setidaknya gue pernah ada dipanggung itu,
dengannya.
Gue pernah memerankan banyak watak,
dengannya.
Gue pun sempat beradu mulut saat diskusi alur,
dengannya.
Tepuk tangan, sindiran, elu-elu kejayaan gue dapatkan,
dengannya.

Sudah hampir selesai
Lekas berberes, bergegas
Berlenggang dengan santai
Ucapkan selamat dengan lugas

au revoir.

Tuesday, April 5, 2011

hilangnya aksara dan nada

19.00 WIB

Kedatangannya bukan seperti menang judi
Diharapkan dan menjadi candu kemudian
Dia datang beberapa waktu silam, sesilam-silamnya masa
Entah kapan pastinya, namun apa pentingnya?
Ini bukan masalah kedatangannya
Ini perihal kepergiannya.

Gue masih inget gimana cara dia ketawa
Engga bagus sih, tapi ada khas diujung matanya
Gue masih inget cara dia nanggepin semua cerita gue
Engga sok tua, tapi untuk umurnya yang dibawah gue, dia dewasa
Gue masih inget permainan Print Screen tiap kali kita terkoneksi
Engga keren, tapi apa pedulinya? kita sering tertawa melihat hasilnya
Gue masih inget gimana dia cerita tentang mantan dan gebetannya
Engga banyak, tapi lumayanlah ceritanya bisa memakan waktu berjam-jam
Gue masih inget.. Masih banyak yang gue inget
Engga semuanya, tapi hampir seluruh yang gue inget, punya arti
Dan gue masih inget hari dimana dia pergi dari layar-layar gue
Engga kesel, tapi sedih.

Pernah ditampar pake sendal swallow tapi ada paku nya?
Atau dilempar pake donat tapi ada jarumnya?
Atau diguyur susu ultra terus kesetrum?
Mau ketawa, mau nangis, mau kesel, mau apa?
Mau bingung.
Tanpa ada preambule, mukadimah, pembukaan, you named it
Tiba-tiba apa yang ada harus disudahi.
Secara paksa. *cetak tebal, garis bawah, cetak miring

Semua sudah habis, tanpa sisa
Seperti disapu angin
Seperti ada diskon tutup toko
Seperti akhir yang dia tulis untuk cerita antara gue dan dia
Tanpa aksara, tanpa nada
Selesai begitu saja.