Wednesday, October 27, 2010

kontradiksi

20.52 WIB

Bukan ingin bermain dengan api atau
bercanda dengan percikan-percikannya
Ini adalah sebuah sikap yang dipengaruhi rasa
Ketika hati ingin teguh beriman seperti Jakarta,
ada saja godaan yang menggangu dengan manja
Entah bagaimana awalnya, kini yang tunggal telah bercabang

Bukan salah bunda mengandung
Bukan pula salah salah kata maafin aja
Ini bukan suatu kesalahan. Mari kita samarkan.
Sebut saja : Keberagaman
Usia : Terlalu dini untuk diidentifikasi
Pekerjaan : Pembuat kontradiksi
Kadang hati butuh tantangan untuk sebuah pembuktian
Kali ini muncul satu mahkluk yang muncul sebagai ujian
Diri ini masih berdiri tegap, tanpa menoleh kanan kiri
Masih sama, masih menunggu cinta diseberang sana
Masih masih dan masih. TITIK.

Namun ini beda,
ini tidak sama.
Tanpa ketukan di pintu atau bahkan bunyi langkah kaki
Tanpa pengumuman atau bahkan bisikan peringatan
Tanpa ini tanpa itu, tanpa mimpi yang bisa ditafsir
Semua terjadi begitu cepat
Secepat jari-jari ini menari untuk bercerita.
Tidak sadar. Atau mungkin, pura-pura tidak sadar.
Pihak ketiga ini masuk perlahan, tanpa banyak kata
Hanya mendengarkan cerita tentang penantian cinta
Hanya mengangguk-angguk
Hanya tersenyum sesekali
Namun ini sarat makna.

Dalam diamnya, ada tatapan yang beda
Dalam genggam tiba-tibanya, ada deg-degan yang meraja
Dalam rahasianya, ada nama gue didalamnya.

SEKIAN.


(salam galau)