Friday, June 11, 2010

istirahatkan mulut, pekerjakan mata

09.30 WIB

Bila kata tidak sanggup lagi mewakili apa yang otak coba transformasikan
Maka cobalah berkerja sama dengan yang berbau non-verbal
Seperti tangis, tawa, cemberut, angguk, kedip atau seperti apa yang gue pilih...
Senyum.

Tidak perlu banyak tenaga untuk melakukannya.
Yang harus dimiliki adalah sinkronisasi antar rasa dan kepekaan syaraf bibir.
Sederhana. Namun sarat akan makna.

Gue jadi inget satu kalimat yang kemarin gue post ke Twitter :

' When they usually called it as a coincidence, I'd love to say that this is a serendipity :) '

Engga diduga, cukup banyak yang Retweet.
Cukup banyak mengalami hal serupa.
Bahwa ketidaksengajaan adalah bentuk lain dari percikan ragam perasaan
Dan malam tadi, percikan itu berubah menjadi sebuah kobaran.
Tanpa bisa dibendung, dan enggan untuk dibendung.
Gue menikmati kobaran tadi.
Korbaran yang menyelimuti gue dengan senyum malu-malu
Untung tidak ada kamera, tidak ada alat perekam
Raut wajah tengah tidak etis untuk diabadikan
Karena yang terjadi semalam, yaa memang harus stay di malam tadi.

Tanpa janji, tanpa pertanda, tanpa ada komunikasi.
Semua terjadi begitu saja
Hanya ada sedikit perasaan yang meronta di dalam dada
Bahwa tak lama lagi gue bisa ketemu sama dia
Tapi engga terbesit sedikitpun di otak gue bahwa kata 'tak lama lagi' berarti
saat itu juga.

Berada di tempat yang sama
Berada dibawah atap tempat kesukaan kami
Ketika kaki ingin melangkah meninggalkannya,
Sebuah lagu terdengar dari genggaman tangan kanan,
Ada namanya di sana.
Ada dirinya di dalam sana.

Bertemu.
Bercerita.
Banyak tawa.
Namun banyak kata yang engga sanggup terlontar.
Gue butuh bungee jumping. Butuh penggerus adrenalin.
Butuh beberapa detik untuk sedikit koalisi dengan hati.
Tenang, hati. Tenang.
Biarkan parodi huruf-huruf ini dijalin oleh indera yang lain.
Kepada yang terhormat, mulut.
Anda boleh beristirahat.
Biarkan mata ini yang menjadi burung pengantar pesan.

Sampai bertemu di ketidaksengajaan atau kejutan lainnya
Sampai bertemu di rindu selanjutnya

No comments:

Post a Comment