Saturday, March 19, 2011

sabtu siang

23.50 WIB

Semua tidak terencana
Mengalir mulus seperti deru hulu ke hilir
Awalnya hanya digerakan oleh mesin bernama hati
Lalu diteruskan dengan serdadu yang disebut tangan dan kaki
Berkendara di sabtu siang dengan lagu cinta khas malam minggu muda mudi
Menghampiri seseorang yang sudah lama dikenal,

Ada cuilan Einsten siang tadi
Roda empat dipacu selambat mungkin bak kura-kura tanpa sepatu roda
Potongan keju yang bergumul mesra dengan tepung, krim, gula dan berpadan dengan oreo
menjadi pilihan yang dibawa untuknya
Hanya sepotong gigitan manis, tanpa ada tipu daya khas tukang sulap
Namun, ada yang berbeda
Ada dorongan dari sistem pedal-pedal dibawah kaki
Toko bunga. Sampailah gue di sana.
Ini kali pertama, ada kue dinikahkan dengan bunga dan diberikan padanya.

Jarum panjang dan pendek berlomba meluncur
Sedikit demi sedikit keringat ini bercucur
Bukan karena takut s'mua rencana hancur
Namun perasaan ini sudah lari dari yang tadi diatur
Dia datang. Dengan senyum khas yang tegas, engga lembek kayak bubur
Tak karuan rasanya. Seperti lolos dari ciuman busur
Seperti sulitnya mencari kata berakhiran ur ur ur ur
Untuk meneruskan cerita tadi siang yang berakhir tanpa baur

Cerita ini belum berakhir
Masih banyak rasa yang belum dapat gue namakan
Yang didefinisikan dengan bahasa yang ada hanya akan mengurangkan makna
Jadi, tunggu aja.
Sabar.
Tunggu waktu yang tepat.
Seperti apa yang terjadi barusan
Masih dalam lingkaran sabtu dan lagu malam minggu
Yang isinya seputar cinta, air mata, tertawa, dan ragu.

No comments:

Post a Comment